Minggu, 21 Oktober 2007

Abbas dan Kelompoknya Hidup dalam Sekarat Politik dan Konstitusi

Abbas dan Kelompoknya Hidup dalam Sekarat Politik dan Konstitusi
[21/10/2007]
Infopalestina-Gaza: Sekjen Fraksi Perubahan dan Reformasi (Hamas) di parlemen Palestina, Musyir al Misri mengatakan Presiden Abbas dan kelompoknya saat ini hidup dalam kondisi sekarat politik dan konstitusi.
Pernyataan al Misri tersebut menanggapi berita yang beredar di media massa Palestina dan Arab yang menyebutkan bahwa Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pembicaraan dengan Menlu Amerika Condoleezza Rice mengancam akan mengundurkan diri apabila tidak dicapai penetapan jadwal waktu dan perumusan persoalan solusi final dalam dokumen yang harus disepakati di akhir pertemuan konferensi musim gugur mendatang di Amerika. “Ini adalah ekspresi kondisi sekarat politik dan konstitusi yang dialami Presiden Abbas dan kelompoknya,” ungkap al Misri.
Al Misri meragukan kesungguhan Abbas dalam mengajukan pengunduran diri tersebut. Dia mengatakan, “Saya yakin Presiden Abbas lebih lemah untuk mengajukan langkah berani, menghadapi bualan Zionis dan Amerika, mengaitkan antara kemajuan konferensi dengan pengunduran diri. Ini mencerminkan sejauh mana kelemahan yang dialaminya dalam pembicaraan dengan Rice dan Olmert. Jelas, ini adalah masalah yang sangat berbahaya bila seseorang dalam posisi seperti ini dan dalam babak berbahaya dan pelik seperti ini menghadapi konferensi yang seharusnya di menjadi orang yang tegas dalam menghadapi realitas yang sakit ini.”
Dia menegaskan, semua masalah menunjukan ekspresi kekacauan yang dialami presiden. Dia mengatakan, “Jelas bahwa semua masalah berkaitan dengan kondisi sekarat. Undang undang tidak memperkenankan melakukan kesepakatan yang mengorbankan hak-hak dan prinsip-prinsip bangsa Palestina. Ini menegaskan sejauh mana kelinglungan yang dialami para pemimpin perundingan dan tingkat kekacauan internal, serta tidak adanya kemampuan mereka menghadapi periode dan agenda yang ingin dipaksakan terhadap bangsa
a Palestina.”
Dia menyebut ini adalah merupakan hasil alami dari pilihan politik secara penuh yang diambil Presiden Abbas seraya mengabaikan dialog internal dengan pihak Palestina, Arab dan dunia Islam. Al Misri mengatakan, “Saya yakin kondisi lemah yang dialami presiden ini adalah akibat alami bagi siapa saja yang meninggalkan bangsa dan umatnya, bahkan justru menyerangnya dengan bantuan pihak musuh. Menggagaikan kesepakatan dan kebijakannya kepada Amerika dan Zionis Israel. Ini semua harus menjadi pertimbangan kembali Presiden Abbas. Karena pihak musuh tidak akan memberinya apa-apa. Dia harus kembali kepada politik yang lurus, kembali ke pangkuan bangsa serta umat Arab dan dunia Islam. Inilah pilihan yang menjamin pengembalian hak-hak Palestina.” (seto)

Tidak ada komentar: